JAKARTA - Setelah periode singkat dari Presiden Joko Widodo dan stafnya melakukan pertemuan di Natuna, Kepulauan Riau, berbagai kapal perang Cina frigate FFG-571, SSN-409 kapal selam, dan tender kapal selam ASR-863, menyeberangi air itu sendiri.
Setelah Jokowi ke Natuna kapal perang Cina untuk Selat Malaka |
Beberapa patroli pesawat-pesawat tempur Indonesia (KRI) menentukan dan mengawasi keberadaan kapal-kapal angkatan laut Cina (PLA) pada 24 Juni ketika ia melintasi tiga dari perairan Banda Aceh. Hari ini, 25 Juni, kapal ketiga melintasi Selat Malaka.
Dia menambahkan bahwa "kemungkinan konvoi kapal ketiga menuju ke utara, selama itu sesuai dengan aturan, maka tidak ada masalah," katanya kepala departemen media Angkatan Laut, Kolonel Eddie Sucipto, saat dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (25/06/2016).
Jika lewat di ujung dekat Natuna Island, Eddie tidak mempertanyakan karya tiga kapal yang melintas hanya pada tujuan. "Tidak ada yang istimewa, seperti kapal perang dari negara lain, tidak melanggar ketentuan yang berlaku seperti melakukan survei," kata Eddy.
Dia menambahkan bahwa "kemungkinan konvoi kapal ketiga menuju ke utara, selama itu sesuai dengan aturan, maka tidak ada masalah," katanya kepala departemen media Angkatan Laut, Kolonel Eddie Sucipto, saat dihubungi Metrotvnews.com, Sabtu (25/06/2016).
Jika lewat di ujung dekat Natuna Island, Eddie tidak mempertanyakan karya tiga kapal yang melintas hanya pada tujuan. "Tidak ada yang istimewa, seperti kapal perang dari negara lain, tidak melanggar ketentuan yang berlaku seperti melakukan survei," kata Eddy.
"Di papan, semua kapal harus lulus untuk tidak melanggar tidak bersalah dari Konvensi Hukum Laut tahun 1982, peraturan lalu lintas," katanya Selain itu, kata dia, ada sekitar jalur laut Natuna Indonesia kepulauan pertama.
Presiden Jokowi memimpin rapat terbatas tentang Natuna KRI Imam Pongolle 383 kapal perang sementara saat berlayar di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Rabu 23 Juni.
Jokowi memberikan instruksi kepada Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Sudirman Said untuk hadir di zona ekonomi eksklusif negara. Tujuannya adalah untuk mendorong nelayan dan usaha eksploitasi lebih intens dari sumber daya alam di wilayah laut Indonesia.
Juga menjadi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk terus memprotes penangkapan ikan ilegal di zona ekonomi eksklusif Indonesia. Bahkan, ada kesan memfasilitasi nelayan Cina untuk memancing, termasuk penyebaran Coast Guard yang melampaui wilayah perairan kapal China.
Sumber : jakartagreater.com
0 Response to "Setelah Jokowi ke Natuna kapal perang Cina lewat Selat Malaka"
Post a Comment